Downtime Merupakan Bencana Bagi Website, Begini Cara Mencegahnya
![]() |
pixabay.com |
Waktu henti terjadi ketika pengunjung tidak dapat mengakses situs web karena berbagai alasan. Mungkin Anda, sebagai pengunjung, menemukan situs yang tidak bisa diakses. Atau, sebagai pemilik website, Anda menerima keluhan dari pengunjung karena situs yang Anda kelola tidak bisa diakses.
Ini disebut sebagai downtime atau waktu henti. Hampir setiap
pengguna internet pernah mengalami hal ini. Jadi, apa sebenarnya downtime itu?
Apa penyebabnya, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana menghindarinya?
Yuk, baca artikel ini sampai tuntas!
Pengertian
Downtime adalah kondisi di mana server, sistem, dan layanan situs web tidak berfungsi sama sekali. Pengunjung tidak dapat mengakses situs web, dan pemilik kehilangan lalu lintas yang seharusnya masuk ke situs mereka.
Ada dua jenis waktu henti yang harus diperhatikan: waktu henti terencana dan tidak terencana. Downtime yang telah direncanakan sebelumnya dikenal sebagai downtime terencana. Ini terjadi ketika penyedia layanan server melakukan pemeliharaan pada server atau situs web untuk meningkatkan kualitas layanan.
Karena pengelola sudah merencanakannya, sisi server akan memberi tahu pengguna. Mengenai durasi downtime yang direncanakan selama pemeliharaan. Akibatnya, pengunjung tidak mengaksesnya sesuai dengan jadwal yang telah mereka tetapkan.
Jenis downtime kedua adalah downtime yang tidak direncanakan. Unplanned downtime didefinisikan sebagai downtime yang terjadi akibat gangguan dan tidak direncanakan sebelumnya. Itu bisa terjadi kapan saja dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Downtime sebesar ini jelas merugikan pemilik maupun pengunjung.
Karena akan mengakibatkan traffic yang kurang bagi pemiliknya. Dan pengunjung
tidak dapat mengaksesnya karena berbagai alasan.
Penyebab Downtime
Setelah Anda memahami apa itu downtime, Anda juga harus memahami apa penyebabnya. Selain waktu henti yang direncanakan, ada beberapa alasan lain mengapa waktu henti dapat terjadi. Suka :
1. Pemutusan dari jaringan
Jaringan fisik yang rusak adalah penyebab downtime yang paling
umum. Akibatnya, sistem pada jaringan tidak dapat terhubung ke server. Downtime
yang tidak direncanakan tidak dapat dihindari jika hal ini terjadi.
2. Serangan Peretas
Keamanan situs web yang buruk mengundang serangan peretas atau
kejahatan dunia maya dari mana saja dan kapan saja, tanpa ada yang bisa
menghentikannya. Peretas akan mengambil kendali server. Kemudian, cegah
pengunjung mengakses situs web. Akibatnya, situs web tersebut tampaknya mati
dan tidak ada yang dapat mengaksesnya secara bersamaan.
3. Lalu Lintas Berlebihan
Tidak semua situs web dapat menerima lalu lintas dengan cara yang sama. Situs web yang menggunakan hosting bersama, khususnya. Lalu lintas yang melonjak secara tidak terduga dapat membebani server, menyebabkan situs web turun atau gagal memuat.
Namun jika downtime disebabkan oleh trafik yang berlebihan,
biasanya akan kembali normal begitu trafik mulai berkurang.
4. Pemadaman Listrik
Anda harus menyadari bahwa server ditempatkan di pusat data dan ditenagai oleh listrik.
Jika listrik padam secara tidak terduga, pusat data dan server
juga akan mati. Jika sudah begini, website akan terpengaruh dan akan terjadi
downtime.
5. Cacat Perangkat Lunak
Waktu henti dipengaruhi oleh faktor selain perangkat keras.
Downtime juga dapat disebabkan oleh perangkat lunak. Khususnya, beberapa
perangkat lunak yang tidak berfungsi dan menyebabkan waktu henti. Seperti pada
perangkat lunak HTTPS yang tiba-tiba mati dan berhenti berfungsi.
6. Proses Restart Software
Penyedia layanan server sering me-restart software karena berbagai alasan. Apache pada web server adalah contohnya. Downtime akan terjadi secara otomatis saat restart. Akibatnya, situs web untuk sementara tidak tersedia bagi pengunjung.
Anda tidak perlu khawatir jika ini masalahnya. Karena biasanya
hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Dan akan kembali normal setelah
restart selesai.
Cara Menentukan Waktu Downtime
Salah satu parameter kualitas server adalah downtime. Semakin
banyak downtime yang disebabkan oleh server, semakin rendah kualitas server
tersebut. Anda dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung downtime untuk
melihat bagaimana kinerja server yang Anda gunakan:
A. Cara Menghitung Downtime Rate
Jika Anda ingin menghitung tingkat downtime, gunakan rumus berikut:
Tingkat persentase downtime = periode downtime (dalam jam) / total jam kerja per tahun dikalikan 100%
Misalnya, ada 10 jam downtime dalam setahun. Persentase kemudian dihitung sebagai berikut:
Waktu henti sebagai persentase sama dengan 10/8760 x 100% =
0,114%.
B.
Menentukan Periode
Jika Anda mengetahui persentasenya, Anda dapat menggunakan rumus ini untuk menghitung periode.
Periode downtime = persentase downtime / 100% x jumlah jam kerja dalam setahun
Misalnya, diketahui persentasenya adalah 0,5%.
Periode
downtime dihitung sebagai 0,5% / 100% x 8760 = 43,75 jam.
C.
Mencari Downtime Jika Hanya Uptime Diketahui
Misalnya, jika waktu aktif server adalah 92,03%, waktu henti adalah 100% - 92,03% = 7,97%.
Persentase
downtime server adalah 7,97%.
Cara
Menghindari Downtime
Downtime
yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan penurunan trafik.
Akibatnya, lakukan hal berikut untuk menghindari downtime:
1.
Memanfaatkan Arsitektur Server yang Baik
Hal pertama yang dapat Anda lakukan untuk menghindari downtime adalah menggunakan arsitektur server yang baik. Server yang baik adalah server yang kuat dan canggih. Tujuannya agar mampu bertahan dari berbagai gempuran eksternal dari cybercrime.
Mulailah
dengan mencari penyedia layanan server terkemuka. Perusahaan mana yang
menawarkan layanan keamanan server paling mutakhir? Serta memahami evolusi
kejahatan dunia maya, yang dapat berubah secara teratur.
2.
Menggunakan Data Center yang Handal (H4)
Jangan berhenti setelah Anda menemukan penyedia layanan server terbaik. Namun, teruslah mencari informasi tentang lokasi pusat data fisik. Pusat data harus berada di lokasi yang aman. Hindari bencana alam, kejahatan, dan miliki catu daya yang andal.
Tujuannya
agar data center dapat beroperasi selama 24 jam tanpa insiden. Risiko downtime
website dapat dikurangi dengan jaminan keamanan yang baik. Semakin aman lokasi
data center, semakin kecil kemungkinan website mengalami downtime.
3.
Memilih Layanan Hosting Terbaik
Layanan hosting yang buruk dan seringnya downtime adalah dua penyebab seringnya downtime website. Alhasil, pilihlah penyedia layanan hosting yang aman dan memiliki downtime yang kecil. Karena layanan hosting yang baik juga dapat memberikan uptime yang baik.
Selain itu, hosting yang tepat akan mempengaruhi jumlah lalu lintas yang masuk ke situs Anda.